Tuesday, July 9, 2013

Ika Natassa - Antologi Rasa

Judul : Antologi Rasa
Penulis : Ika Natassa
Penerbit : Gramedia
Tanggal Terbit : September 2012
Halaman : 344
Genre : Contemporary Romance
Overall rate : 1 of 5

HARRIS
We’re both just people who worry about the breaths we take, not how we breathe. How can we be so different and feel so much alike, Rul? Dan malam ini, tiga tahun setelah malam yang membuat aku jatuh cinta, my dear, dan aku di sini terbaring menatap bintang-bintang di langit pekat Singapura ini, aku masih cinta, Rul. Dan kamu mungkin tidak akan pernah tahu. Three years of my wasted life loving you.

RULY
Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah bahwa sampai sekarang gue merasa bahwa mungkin satu-satunya momen yang bisa mengalahkan senangnya dan leganya gue subuh itu adalah kalau suatu hari nanti gue masuk ke ruangan rumah sakit seperti ini dan Denise sedang menggendong bayi kami yang baru dia lahirkan. Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah rasa hangat yang terasa di dada gue waktu suster membangunkan gue subuh itu dan berkata, “Pak, istrinya sudah sadar”, dan bahwa gue bahkan tidak berniat sedikit pun untuk mengoreksi pernyataan itu. Mimpi aja terus, Rul.

KEARA
Senang definisi gue: elo tertawa lepas. Senang definisi elo? Mungkin gue nggak akan pernah tahu. Karena setiap gue mencoba melakukan hal-hal manis yang gue lakukan dengan perempuan-perempuan lain yang sepanjang sejarah tidak pernah gagal membuat mereka klepek-klepek, ucapan yang harus gue dengar hanya, “Harris darling, udah deh, nggak usah sok manis. Go back being the chauvinistic jerk that I love.” That’s probably as close as I can get to hearing that she loves me.

Tiga sahabat. Satu pertanyaan. What if in the person that you love, you find a best friend instead of a lover?

--

**SPOILER ALERT**
Wah, baru pertama kali nih baca novel aku kasih satu bintang. Aku suka dengan gaya penulisan Ika Natassa, tapi kenapa di Antologi Rasa (AR) ini dia menciptakan karakter yang sangat tidak aku sukai? Rasanya pas udah setengah buku, bukunya pengen aku lempar ke tembok (literally), cuma gak bisa karena nih buku pinjam punya Mbak Dewi =P

Jika di buku A Very Yuppy Wedding, Divortiare, dan Twivortiare, aku mengalami semua perasaan dan klepek-klepek sama semua karakter cowoknya (Oh, Beno! Oh, Adjie!), di AR, semua karakternya pengen aku tendang jauh-jauh. Di AR, yang pengen aku bilang ke karakternya tuh "Get grip of yourself and move on! Damn!"

Berikut adalah urutan ketidaksukaanku pada karakternya diurutkan dari yang paling tidak terlalu menyebalkan:


PANJI
Cowok playboy satu ini melakukan permainan flirting yang dimana akhirnya malah jadi serius dengan Keara. And he fell for her.

Yang aku sebal dari karakter ini adalah apakah dia segitu butanya ya sampai gak tahu kalau dia itu cuma dijadikan permainan doank sama Keara? Aku sih gak menyalahkan dia jatuh cinta ama Keara ya, cumaaaaa... rasanya bodoh aja karena karakternya buta banget. But love is blind.

Aku sih gak kebayang rasa sakitnya ketika sudah bertobat dari ke-playboy-an atau ke-playgirl-an dan orang yang kita cintai itu menolak kita karena ada pria atau wanita lain yang lebih dia cintai dan kita cuma dijadikan sebuah ajang permainan. Atau mungkin bahasa gaulnya, di-keset-in. JLEB!

KEMAL
Suami Denise yang berzinah.

Yang aku sebal dari karakter ini adalah karena dia pria yang tak tahu diuntung, udah dikasih kesempatan berkali-kali sama Denise, tapi tetap saja menyebarkan benih dimana-mana. Gitu istrinya hampir dijemput maut aja baru deh mulai memperbaiki diri. Ughhhhhhhh....

DENISE
Wanita yang dicintai Ruly, istri Kemal.

Aku sebal sama wanita ini, tapi aku juga gak bisa menyalahkan sih. Sebalnya karena dia udah punya suami, tapi masih aja tebar pesona sama Ruly. Emang dia gak bisa lihat apa kalau Ruly tuh cinta ama dia? Emang dari perlakuan Ruly dia gak bisa lihat betapa perhatian pria itu terhadapnya? Arggghhhh! *jedotin kepala ke meja*

Apa karena dia merasa Ruly adalah sandaran dia dan selalu ada untuk dia makanya dia bisa memanfaatkan seenak jidat? Ihhhh... males banget ama cewek kayak gini. Terus ya, Denise juga sama aja begonya ama Panji. Udah tau suaminya itu tebar benih dimana-mana, tapi tetap aja memaafkan. Sekali, sebenarnya sudah keterlaluan, but everybody deserves second chance. Tapi ini berkali-kali suaminya selingkuh dan Denise tetap menerima Kemal kembali?? Ceraikan saja kenapa sih? Mending ama Ruly aja sekalian!

HARRIS
Sahabat sekaligus pria yang mencintai Keara.

What kind of man who banged his bestfriend when they were drunk? Yep, itu pertanyaan yang terus pengen aku tanyakan ke Harris. Aku sih gak menyalahkan Harris 100%, tapi ya tetap aja, emang dia gak bisa gak ngambil kesempatan dari Keara ya?

Gimana ya? Harusnya sebagai seorang lelaki yang memang mencintai si wanita, seharusnya dia bisa menjaga tangannya dari si wanita, apalagi ketika wanita itu sedang mabuk dan Harris tahu kalau Keara suka sama Ruly. Adooooohhhhh, bodoh sangat deh nih karakter!

Tapi yang aku acungi jempol adalah dia berani menyatakan perasaannya kepada Keara. Tapi kenapa setelah mereka having sex? Gak jadi acungi jempol deh!

RULY
Pria yang mencintai Denise dan dicintai Keara.

Sumpah, aku gak suka banget sama nih karakter. Hari ini bilang dia cinta sama Denise, besok bertanya kenapa Keara memiliki sebuah arti untuknya, dan lusa dia kembali terpuruk bersama cinta sebelah tangannya (Denise). Jadi cowok kok gak ada pendiriannya gitu?

Terus ya, yang bikin aku benci banget sama nih cowok, kok dia gak pernah menyatakan perasaannya kepada Denise sih? Oke, emang bisa menghancurkan persahabatan mereka, tapi sampai kapan dia mau gitu terus? Emang dia gak bisa lihat kalau dia juga menghancurkan orang-orang di sekitarnya? Jadi pria gak bisa tegas ya?

Udah gitu, dia menjadikan Keara tempat pelariannya dari Denise. Terus, ketika dia bertemu lagi dengan Denise, dia kembali merasakan cinta itu dengan sahabat sejak duduk di bangku sekolah itu. Keara kamu kemanain, Ruly? What kind of a jerk!

KEARA
Sang pemeran utama dalam keribetan cinta ini.
Congratulation, Keara, you became my number one female character that I hate the most!

Pertama, aku gak suka Keara menyalahkan Harris atas kejadian di Singapura. Itu sih salah kalian berdua. Lagian ngapain "mengundang" Harris kalau menyesal. Mending gak usah sekalian lah! Terus dengan kekanak-kanakannya menggunakan "Gue sahabat loe! Seharusnya kita gak tidur bareng!" Geez!

Kedua, sama nih kayak Ruly, gak menyatakan perasaannya terang-terangan. Aku rasa persahabatan itu gak akan bertahan lama. Yang namanya perasaan itu gak bisa ditutupin, malah menggerogoti dari dalam. Lebih menyakitkan kalau gak bisa ungkapin. Lebih baik mengungkapkan dan tak dapat memiliki daripada tidak mengungkapkan dan tak dapat memiliki. Ribet gak sih bahasaku? Hahahahahah...

Ketiga, bisa ya menjalin hubungan dengan Ruly dengan mengetahui pria itu masih mencintai wanita lain? Emang sih ada suara hati terkecil yang mengatakan bahwa suatu hari dia akan jatuh cinta dengan Keara. Sepenuhnya. Tapi dari awal pun Keara tahu dia tak akan pernah memenangkan hati Ruly. So, why did you waste your time, Keara?

Keempat, what kind of woman who uses other man to "erase" the one she loved? Yep, Keara menggunakan Panji untuk melupakan Harris dan Ruly. Aku tahu sih dan emang pada umumnya tuh kalau mau melupakan seseorang, kita akan secara sadar atau tidak akan mencari orang lain untuk menggantikannya. Tapiiiiiii... aku rasa Keara keterlaluan memanfaatkan Panji walaupun Panji emang terima-terima aja. Dan ketika Panji bilang dia jatuh cinta sama Keara, apa Keara berhenti memanfaatkan? Apa Keara langsung bilang "Sori, Ji, gue gak bisa sama loe." Nggak! Rasanya pengen aku gampar bolak-balik si Keara.

Hufffttttt... Kurang lebih begitu lah yang aku rasakan ketika membaca novel ini. Ada beberapa percakapan lucu yang membuatku tersenyum, tapi aku rasa AR ini not my cup of tea.

No comments:

Post a Comment