Tuesday, June 17, 2014

Astrid Zeng - Bella and The Beast

Judul : Bella and The Beast
Penulis : Astrid Zeng
Penerbit : Gramedia
Tanggal Terbit : Maret 2012
Halaman : 256
Genre : Contemporary Romance


Overall rate : 3 of 5

Demetri kehilangan segalanya dalam kecelakaan. Tragedi itu bahkan menyisahkan luka lain yang terparut jelas di wajahnya. Mantan tunangannya yang lari karena mengira dia bangkrut dan hanya menyisakan wajah buruknya, semakin menambah kebencian Demetri pada hidupnya.

Tawaran menikahi Bella adalah keputusan spontan Demetri untuk memberi kesan pada dunia bahwa ia masih memiliki hati dan bukan Frankenstein menyeramkan seperti yang dituduhkan mantan tunangannya.

Tapi dengan berjalannya waktu yang ia habiskan bersama Bella, Demetri mulai mempertanyakan benarkah ia hanya menginginkan Bella untuk menipu lawan bisnisnya ataukah ia sebenarnya masih memiliki hati?


Mengangkat cerita Beauty and The Beast, Bella and The Beast ini hanya mirip dengan sifat karakternya saja. Sayang sekali Demetri gak punya perpustakaan seperti Beast. Hahahahaha... #abaikan

Sesuai judulnya, Demetri ini memiliki sosok yang kurang sempurna. Sebuah kecelakaan di masa lalu meninggalkan bekas di wajahnya membuatnya memiliki tampang yang agak menakutkan. Demetri bertemu Bella ketika ia diminta untuk inspeksi perusahaan ayah wanita itu.

Ketika sedang ngobrol-ngobrol dengan ayah Bella, tiba-tiba ayah Bella mengajukan pertanyaan bagaimana kalau Demetri menjadi menantunya. Dan langsung di-iya-in sama Demetri dengan bercanda, padahal papanya Bella gak bercanda. Berhubung memiliki prinsip pria tidak menarik ucapannya, Demetri mengajak Bella kencan. Gak tanggung-tanggung, kencannya di Bali.

Karakter Bella di sini agak susah ya dijabarkan. Sudah berumur 26 tahun, tapi polosnya gak ketulungan. Antara bloon, idiot, dan polos emang tipis sih. Secara udah seperempat abad gitu umurnya, masa gak tahu sih tentang perjanjian pranikah? Bukannya dibaca benar-benar, malah langsung ditandatangani. Aku yang baca aja geleng-geleng kepala.

Oke lah, karakter Bella di sini lucu, tapi kadang-kadang ngeselin juga kebegoannya kepolosannya dia. Gemes sendiri. Terus ya, mentang-mentang keluarga di sini pada tajir-tajir mampus, keluar negeri tuh berasa gampang banget. Kenapa gitu setting-nya gak di Indonesia aja? Harus ya sampai Hongkong dan Singapura? Bisa pakai Bali, Jakarta, Jogja, Makassar, Solo, Bangka-Belitung kan?

Secara keseluruhan, aku menikmati sih baca novel ini. Banyak adegan yang mengundang senyum. Plotnya juga enak lah diikutin. Sekarang aku tinggal hunting untuk cerita tentang Tatiana :)

No comments:

Post a Comment